CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 05 Maret 2013

Malu Bukan Tabu


Orang bijak berkata,
“ Apabila seseorang telah menjadikan rasa malu sebagai busana, maka aibnya niscaya tidak akan terlihat.”
Shaleh Abdul Quddus bersyair,
“ Apabila air muka sudah berkurang
Maka berkurang jualah rasa malu di hatinya
Di saat air muka mulai berkurang
Niscaya tidak akan ada kebaikan yang bisa diharapkan darinya
Simpanlah rasa malu yang ada di hatimu
Karena tanda-tanda orang mulia adalah rasa malu pada dirinya.”
                Apabila rasa malu telah hilang dari hati seseorang, maka dia akan cenderung menjerumuskan dirinya ke dalam jurang kenistaan dan kebinasaan.
Seorang penyair berdendang,
“Apabila engkau tidak merasa khawatir dengan akibat yang akan ditimbulkan oleh gulitanya malam
Dan engkau juga tidak merasa malu, maka silahkan berbuat sekehendakmu
Demi Allah, kehidupan ini tidak akan mengandung kebaikan
Dan dunia ini juga akan segera sirna
Di saat rasa malu telah menghilang
Seseorang bisa hidup dengan tenteram apabila ia masih mempunyai rasa malu.”
                Ada tiga macam rasa malu yang harus dimiliki oleh manusia yang semuanya harus diaplikasikan secara utuh dan benar.
a.       Malu kepada Allah,
Adalah dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Rasulullah SAW bersabda,
“Rasa malu dan iman adalah dua tanduk yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena apabila salah satunya dilepas, maka yang lainnya juga akan ikut lepas.” (HR. Thabrani.)
  
b.      Malu kepada sesama,
Diriwayatkan bahwa pada suatu hari ketika Hudzaifah bin Yaman pergi shalat jum’at ternyata shalat jum’at sudah bubar, orang-orang sudah pulang semua. Khudzaifah langsung menyingkir dari jalan yang akan dilewati orang-orang yang kembali dari shalat jum’at. Dia berkata, “Orang yang tidak mempunyai rasa malu tidak akan mempunyai kebaikan.”
                Seorang penyair berdendang,
                “Apabila engkau tidak hendak menjaga kehormatan dirimu
                 Dan engkau sudah tidak lagi takut kepada Al-Khalik
                Dan rasa malu kepada sesamapun sudah mulai lenyap pada dirimu
                Maka silahkan engkau berbuat sekehendakmu.”

c.       Malu pada diri sendiri,
Dengan berlaku hati-hati dan menjauhi semua perbuatan yang dilarang oleh agama walaupun jauh dari pandangan orang lain.
Contoh :
                Pada saat mengerjakan ulangan, meskipun mungkin ada kesempatan untuk menyontek jawaban dari buku karena sedang tidak ada guru yang mengawasi. Hal tersebut janganlah dilakukan karena meskipun guru tidak tau bahwa kita menyontek tetapi Allah melihat perbuatan kita, dan seharusnya kita memiliki sifat malu bila akhirnya kita bisa mendapatkan nilai yang baik akibat hasil menyontek, bukan hasil belajar.

 * Dikutip dari buku 14 Tips agar Gaul Makin Asyik dengan beberapa penambahan.

0 komentar:

Posting Komentar